A.
Pengertian
Air (H2O) merupakan komponen utama
yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total
berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan
lemak dan otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat
bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa. Oleh karena itu
maka tubuh yang terlatih dan terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet
biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh nonatlet. Di
dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain
adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru atau
jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah
sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal untuk
memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk
setiap 1 kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan
estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh
orang dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan perharinya. Sekitar 1.5 L cairan
tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400ml keluar
dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar
bersama dengan feces(tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara
8-10 gelas (1 gelas ± 240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam
pemenuhan kebutuhan cairan per-harinya.
Cairan dan
elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan
cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri
dari air( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia
yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah
satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
Ø
cairan
intraseluler (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang
terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh
adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg).
Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.
Ø
cairan ekstraseluler
(CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar
sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada bayi baru
lahir, kira-kira ½ cairan tubuh terkandung didalam CES. Setelah 1 tahun, volume
relatif dari CES menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir
sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg).
Cairan intraseluler adalah
cairan yang berada di dalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler
adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan
intravaskuler(plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan
intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,s edangkan cairan traseluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler,dan sekresi saluran cerna.
B.
Fungsi
Cairan Tubuh
Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam
tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi
seperti karbohidrat,vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai
pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.Selain itu,air didalam tubuh juga akan
berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon
dioksida(CO2) dan juga senyawa nitrat.Selain berperan dalam proses
metabolisme,air yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi
penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata,mulut
dan hidung, pelumas dalam cairan sendi 02 Sports Science Brief tubuh,katalisator
reaksi biologik sel,pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu
dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.Selain itu agar
fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal,air di dalam tubuh juga akan
berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada
pada kondisi ideal yaitu ± 37 C.
C.
Sistem
Tubuh yang Berperan
Pengaturan
kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru,
dan gastrointestinal.
1.
Ginjal
Organ yang memiliki
peran cukup besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Fungsi
ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah,
pengatur keseimbangan asam – basa darah, dan ekskresi bahan buangan atau
kelebihan garam.
Prosespengaturan
kebutuhan keseimbangan air ini di awali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti
glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah
mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 16 % disaring
keluar. Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus),kemudian mengalir melalui
tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah
urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan
rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2. Kulit
Bagian penting
pengaturan cairan yang terkait proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh
pusat pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemampuan
mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan vasokontriksi proses
pelepasan dengan cara proses penguapan. Jumlah keringat yang keluar tergantung
pada banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Ataupun
dengan cara konduksi (pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi
(pegaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin) Keringat merupakan
sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis.
3. Paru-paru
Berperan dalam
mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible
water loss ± 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan respon
akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal
Organ saluran
pencernaan yang beperan dalam mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan
pengeluaran air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam system ini
sekitar 100-200 ml/hari.
Pengaturan keseimbangan cairan dapat
melalui system endogrin, seperti system hormonal, aldosteron, prostaglandin,
glukokortikoid, dan mekanisme rasa haus.
5. ADH
Hormone ini
memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormone ini dibentuk oleh hipotalamus di
hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel.
a. Aldosteron
b. Prostaglandin
c. Glukokortikoid
d. Mekanisme
rasa haus
D.
Proportion
Of Body Fluid
Prosentase dari
total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa
hal antara lain :
a.Umur
b.Kondisi lemak tubuh
c.Sex
Perhatikan Uraian berikut ini :
No.
|
Umur
|
Kebutuhan Air
|
|
Jumlah air dalam 24 jam
|
Ml/kg berat badan
|
||
1.
|
Bayi
3 hari
|
250-300
|
80-100
|
2.
|
Balita:
1
tahun
2
tahun
4
tahun
|
1150-1300
1350-1500
1600-1800
|
120-135
115-125
100-110
|
3.
|
Anak:
10
tahun
14
tahun
18
tahun
|
2000-2500
2200-2700
2200-2700
|
70-85
50-60
40-50
|
4.
|
Dewasa
|
2400-2600
|
20-30
|
Pada orang dewasa
kira-kira 40 % barat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan
intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20% dari berat badannya
berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 %cairan interstitial,
5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
E.
Cara
Perpindahan Cairan Tubuh
1. Difusi
Difusi merupakan
bercampurnya molkeul-molekul dalam cairan, gas, atau zat padat secara bebas dan
acak. Proses difusi dapat terjadi bila dua zat bercampur dalam sel membrane.
Dalam tubuh, proses difusi air, elektrolit, dan zat-zat lain tejadi melalui
membrane kapiler yang permeable. Kecepatan proses difusi bervariasi, bergantung
pada factor ukuran molekul, konsentrasi cairan, dan temperature cairan.
Molekul akan lebih
berpindah dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi
rendah.
2. Osmosis
Proses perpindahan
zat larutan lain melalui membrane semipermeabel biasanya tejadi dari larutan dengan
konsentrasi yang kurang pekat, ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat.
Solute adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya.Proses osmosis
penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
Osmolaritas adalah
cara untk mengukur kepekatan larutan dengan menggunakan satuan mol. NaCl
berperan penting dalam mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila
terdapat ltiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang berbeda dan didalamnya
dimasukkan sel darah merah, maka larutan yang mempunyai kepekatan sama yang
akan seimbang dan berdifusi.
Pada proses osmosis
dapat terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah ke larutan yang
kepekatannya lebih tinggi melalui membrane semipermeabel, sehingga larutan yang
berkonsentrasi rendah volumenya akan berkurang, sedang larutan yang lebih
tinggi akan bertambah volumenya.
3. Transpor
Aktif
Tranpor aktif
merupakan gerak zat yang akan berdifusi dan berosmosis. Proses ini terutama
penting untuk mempertahankan natrium dalam cairan intra dan ekstrasel.
Proses pengaturan
cairan dapat dipengaruhi oleh dua factor, yaitu tekanan cairan dan membrane.
a. Tekanan
cairan
Proses difusi dan
osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotik juga menggunakan
tekanan osmotik, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk menarik
larutan melalui membrane.
Bila dua larutan
dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi lebih pekat
molekulnya tidak dapat bergabung maka larutan tersebut disebut koloid.sedangkan,
larutan yang mempunyai kepekatan yang sma dan dapat bergabung disebut sebagai
kristaloid.
b. Membrane
semipermeabel
Merupakan penyaring agar cairan yang
bermolekul besar tidak bergabung. Terdapat di dinding kapiler pembuluh darah,
yang terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah
ke jaringan.
F.
Pengaturan
Cairan Volume Tubuh
keseimbangan
cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk
dan jumlah cairan yang keluar.
1. Asupan
cairan
Asupan (intake) cairan untuk komdisi normal pad
orang dewasa adalah ± 2500 cc/hari. Penagturan mekanisme keseimbangan cairan
ini menggunakan mekanisme haus.
2. Pengeluaran
cairan
Pengeluaran (output) cairan sebagai dalam mengimbangi asupan cairan orang sewasa
dalam kondisi normal adalah ± 2300cc/hari. Jumlah air yang banyak keluar dari
ekskresi ginjal (urine), sebanyak ± 1500cc/hari. Hasi-hasil pengeluaran cairan
adalah:
a. Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal
dan Ureter mengalirkan urine ke
bladder. Dalam bladder, urine ditampung sampai mencapai
batas tertentu yang kemudian
dikeluarkan melalui uretra. Cairan dalam ginjal disaring pada glomerulus
dan salam tubulus distal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah
b. Keringat
Terbentuk bila menjadi panas akibat pengaruh
suhu yang panas. Keringat banyak mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion
kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan mempengaruhi kadar natrium
dalam plasma.
c. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan
sisanya berbentuk padat. Jika cairan yang keluar melalui feses jumlahnya
berlebihan, maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata
pengeluaran cairan melalui feses adalah 100 ml.hari.
G.
Elektrolit Utama Tubuh
Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh
terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut
yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti :
protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup
natrium (Na+),kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsenterasi elektrolit
dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya,
tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum
netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama
dengan jumlah muatan-muatan positif. Komposisi dari elektrolit-elektrolit tubuh
baik pada intarseluler maupun pada plasma terinci di bawah ini :
No. Elektrolit
Ekstraseluler Intraseluler
Plasma Interstitial
a.Kation :
• Sodium (Na+) :
Plasma Interstitial
a.Kation :
• Sodium (Na+) :
·
Kation berlebih di ruang ekstraseluler
·
Sodium penyeimbang cairan di ruang
eesktraseluler
·
Sodium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
· Membantu proses keseimbangan asam-basa dengan menukar ion
hidrigen pada ion sodium di tubulus ginjal : ion hidrogen di ekresikan
·
Sumber : snack, kue, rempah-rempah, daging
panggang.
• Potassium (K+) :
·
Kation berlebih di ruang intraseluler
·
Menjaga keseimbangan kalium di ruang
intrasel
·
Mengatur kontrasi (polarissasi dan
repolarisasi) dari muscle dan nerves.
·
Sumber : Pisang, alpokad, jeruk, tomat, dan
kismis.
• Calcium (Ca++) :
·
Membentuk garam bersama dengan fosfat, carbonat,
flouride di dalam tulang dan gigi untuk
membuatnya keras dan kuat
·
Meningkatkan fungsi syaraf dan muscle
·
Meningkatkan efektifitas proses pembekuan
darah dengan proses pengaktifan protrombin dan trombin
·
Sumber : susu dengan kalsium tinggi, ikan
dengan tulang, sayuran, dll.
b.Anion :
• Chloride (Cl -) :
• Chloride (Cl -) :
·
Kadar berlebih di ruang ekstrasel
·
Membantu proses keseimbangan natrium
·
Komponen utama dari sekresi kelenjar gaster
·
Sumber : garam dapur
• Bicarbonat (HCO3 -) :
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
Bagian dari bicarbonat buffer sistem
·
Bereaksi dengan asam
kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Ü Fosfat ( H2PO4- dan HPO42-) :
·
Bagian dari fosfat buffer
system
·
Berfungsi untuk menjadi
energi pad metabolisme sel
·
Bersama dengan ion
kalsium meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
·
Masuk dalam struktur
genetik yaitu : DNA dan RNA.
H.
Masalah
Kebutuhan Cairan
1. Hipovolume
atau Dehidrasi
Kekurangan cairan eksternal
terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran caiaran.
Ada tiga macam kekurangan volume
ciran eksternal, yaitu:
a. Dehidrasi
isotonic
Terjadi jika tubuh kehilangan
sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang.
b. Dehidrasi
hipertonik
Terjadi jika tubuh kehilangan lebih
banyak air daripada elektrolit.
c. Dehidrasi
hipotonik
Tejadi jika tubuh kehilangan lebih banyak
elektrolit daripada air.
Macam-macam dehidrasi berdasarkan derajatnya:
a. Dehidrasi
Berat
·
Pengeluaran cairan sebanyak 4-6 lt
·
Serum natrium mencapai 159-166 mEq/lt
·
Hipotensi
·
Turgor kulit buruk
·
Oliguria
·
Nada dan pernapasan meningkat
·
Kehilangan cairan > 10% BB
b. Dehidrasi
Sedang
·
Kehilangan cairan antara 5-10% BB
·
Serum natrium antara 152-158 mEq/lt
·
Mata cekung
c. Dehidrasi
Ringan
Kehilangan cairan mencapai 5% BB atau
1.5-2 lt
2. Hipervolume
atau Overdehidrasi
Pada kelebihan
ekstrasel, gejala yang sering ditimbulkan adalah edema perifer, asites, kelopak
mata bengkak, suara napas ronchi basah, penambahan BB secara tidak
normal/sangat cepat, nilai hematokrit pada umumnya normal, akan tetapi menurun
bila kelebihan cairan bersifat akut.
I.
Pengaturan
Elektrolit
1. Pengaturan
Keseimbangan Natrium
Natrium merupakan
kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan volume cairan tubuh.
Natrium paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel. Natrium tidak hanya
bergerak ke dalam atau ke luar tubuh, tetapi juga mengatur keseimbanagn cairan.
Eskresi dari natrium dapat melalui ginjal, atau sebagian kecil melalui feses,
keringat, dan air mata.
2. Pengaturan
Keseimbangan Kalium
Kalium merupakan kation utama yang
terdapat dalam cairan intrasel dan berfungsi mengatur keseimbangan
elektrolit.diatur oleh ginjal dengan perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal
dan sekresi aldosteron.
3. Pengaturan
Keseimbangan Kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi
membentuk tulang, menghantar impuls
kontraksi otot, koagulasi (pembekuan darah), dan membantu beberapa enzim
pancreas.
4. Pengetahuan
Keseimbangan Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam
cairan ekstrasel, tetapi tidak dapat ditemukan pada cairan ekstrasel intrasel.
Fungsinya untuk mempertahankan keseimbangan tekanan osmotic dalam darah.
5. Pengaturan
Keseimbangan Magnesium
Magnesium merupakan katoin dalam tubuh, yang terpenting kedua
dalam cairan intrasel.
6. Pengaturan
Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama
larutan buffer (penyangga) dalam
tubuh.
7. Pengaturan
Keseimbangan Fosfat
Fosfat bersama-sama dengan kalsium
membentuk gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan
dikeluarkan oleh urine.
J.
Masalah
Kebutuhan Elektrolit
1. Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan berkurangnya
kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium
dalam plasma sebanyak < 135 mEq/lt.
2. Hipernatremia
Merupakan suatu kondisi keadaan di
mana kadar natrium dalam plasma tinggi, ditandai dengan adanya mukosa kering,
oligari/anusia, turgor kulit buruk, dan permukaan kulit bengkak, kulit
kemerahan, lidah kering dan kemerahan, suhu tubuh naik, serta kadar natrium
dalam plasma darah lebih dari 145 mEq/lt.
3. Hipokalemia
Merupakan suatu kondisi keadaan
kekurangan kadar kalium dalam darah, yang terjadi sangat cepat. Sering terjadi
pada klien yang mengalami diare berkepanjangan yang turunnya kadar kalsium
plasma hingga kurang dari 3,5 mEq/lt.
4. Hiperkalemia
Merupakan suatu kondisi di mana kadar
kalsium dalam darah tinggi, yang sering terjadi pada klien dengan luka bakar,
penyakit ginjal. Yang disertai dengan kadar kalsium dalam plasma mencapai lebih
dari 5 mEq/lt.
5. Hipokalsemia
Merupakan suatu kondisi kekurangan
kadar kalsium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kram otot, dank
ram perut, kejang, bingung, dan kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3
meq/lt.
6. Hipokalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan
kadar kalsium dalam darah, ditandai dengan nyeri pada tulang, relaksasi otot,
batu ginjal dan kadar kalsium dalam plasma mencapai lebih dari 4,3 mEq/lt.
7. Hipomagnesia
Merupakan suatu kondisi kekurangan
magnesium dalam darah ditandai dengan adanya iritabilitas, takikardi,
hipertensi. Kadar magnesium dalam darah, mencapai kurang dari 1,3 mEq/lt.
8. Hipermagnesia
Merupakan suatu kondisi berlebihnya
kadar magnesium dalam darah, ditandai dengan adanya koma, gangguan pernapasan,
dan kadar magnesium mencapai lebih dari 2,5 mEq/lt.
K.
Keseimbangan
Asam-Basa
Dalam keadaan normal, pH cairan tubuh adalah 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa dapat dipertahankan melalui metabolism dengan system
buffer pada seluruh cairan tubuh dan oleh pernapasan dengan system regulasi.
Pengaturan keseimbangan asam-basa dilakukan oleh paru melalui
pengangkutan kelebihan CO2 dan H2CO2 dari
daerah yang dapat meningkatkan pH hingga kondisi standar.
Cairan basa (alkali) digunakan untuk mengkoreksi asidosis.
Keadaan asidosis dapat disebabkan oleh henti jantung dan koma deabetikan.
Contoh cairan alkali adalah natrium laktat dan natrium bikarbonat.
L.
Masalah
Keseimbangan Asam-Basa
1. Asidosis
respiratorik
Merupakan suatu keadaan yang
disebabkan oleh kegagalan system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari
cairan tubuh sehingga tejadi kerusakan pada system pernapasan, peningkatan pCO2
arteri diatas 45 mmHg dan penurunan pH hingga <7,35.
2. Asidosis
metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan
basa atau terjadinya penumpukan asam yang ditandai dengan adangan penurunan pH
hingga < 7,35dan HCO3 kurang dari 22 mEq/lt.
3. Alkalosis
respiratorik
Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2
dari paru yang dapat menimbulkan terjadinya pCO3arteri <35 mmHg
dan pH > 7,45.
4. Alkalis
metabolic
Merupakan suatu kondisi kehilangan
ion hydrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan
bikarbonat plasma > 26 mEq/ltd an pH arteri 7,45.
M.
Faktor
– faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah :
1.
Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas
permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai
aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam
tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.
2.
Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang
kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh
3.
Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air
tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4.
Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan
metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat
menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH
dan menurunkan produksi urine
5.
Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan,
kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan
cairan
6.
Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan
berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30
g/hari
7.
Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi,
tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan
cairan dari interstisial ke intraselular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar