Banyak ahli yang mendefinisikan
paradigma, diantaranya paradigma adalah cara bagaimana kita memandang dunia,
(Adam Smith, 1975) atau menurut Ferguson bahwa paradigma adalah pola pikir
dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan.
Mengapa paradigma ini begitu penting
? dalam hal ini paradigma akan sangat membantu seseorang ataupun masyarakat
luas untuk memahami dunia kepada kita dan membantu kita untuk memahami setiap
fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena dalam keperawatan adalah
prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian kondisinya atau menghadapi
ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya atau masalah –
masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu. ( Karen , 1999 : 74)
Dalam dunia keperawatan, masyarakat
secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi asistensi
dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi –
instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih
memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat
dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat
vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.
Untuk itulah paradigma dalam
keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun perawat khususnya
dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik
keperawatan dan organisasi profesi.
Paradigma keperawatan adalah suatu
cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna,
menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam keperawatan,
(La Ode Jumadi, 1999 : 38).
Paradigma keperawatan adalah
interaksi antara manusia yang menerima perawatan, lingkungan tempat menusia
berada, kesehatan yang selalu menjadi bagian dari bidang garapan keperawatan
serta tindakan keperawatan (Kozier, 2000)
Empat
komponen paradigma keperawatan yaitu :
Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko –
sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari
aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan
sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Manusia adalah sistem yang terbuka
senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta
senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis),
(Kozier, 2000)
Manusia memiliki akal fikiran,
perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan
sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi,
1999 :40).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma
keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal
dan interpersonal yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia
dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik,
biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada
manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya
dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon
adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang
baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk
merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan
prilaku yang maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan
sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat yang menerima asuhan keperawatan.
Manusia sebagai individu artinya
seseorang yang memiliki karakter total sehingga menjadikannya berbeda dari
orang lain (Karen, 2000). Manusia sebagai individu disebut juga orang yang
memiliki kepribadian meliputi tingkah laku dan emosi meliputi sikap, kebiasaan,
keyakinan, nilai – nilai, motivasi, kemampuan, penampilan dan struktur fisik yang
berbeda satu dengan lainnya. Gabungan semua ini akan mempengaruhi seseorang
dalam cara berfikir, merasa dan bertindak dalam berbagai situasi yang di
hadapinya. Individu merupakan gabungan interaksi genetik dengan pengalaman
hidupnya dipengaruhi oleh identitas diri, konsep diri, persepsi, kebutuhan
dasar, mekanisme pertahanan diri dan tumbuh kembang.
Peran perawat pada individu sebagai
klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
Keluarga
merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain, baik secara perorangan maupun bersama – sama,
di dalam lingkungannya sendiri maupun masyarakat secara keseluruhan.
Ada beberapa alasan mengapa keluarga
merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
1. Keluarga
adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat.
2. Keluarga
sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan ataupun mencegah, memperbaiki atau
mengabaikan masalah- masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap
masalah kesehatan mulai dari awal sampai penyelesaiannya akan dipengaruhi oleh
keluarga.
3. Masalah
kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit dalam salah satu anggota
keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
4. Dalam
merawat klien sebagai individu, keluarga tetap sebagai pengambil keputusan
dalam perawatannya.
5. Keluarga
sebagai perantara efektif dalam berbagai upaya kesehatan masyarakat.
Dalam memberikan asuhan keperawatan
pada keluarga perawat perlu memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga
mempunyai reaksi dan cara yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola
komunikasi yang dianut, cara pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita
keluarga dan gaya hidup keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga
mempunyai siklus tumbuh kembang .
Peran perawat dalam membantu keluarga
meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat
sebagai pendeteksi adanya masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota
keluarga yang sakit, koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator,
pendidik dan penasehat keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Masyarakat
adalah sekumpulan manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama (Kamus besar Bhs. Indonesia, 1989)
Masyarakat berpengaruh terhadap
peningkatan dan pencegahan suatu penyakit. Ada enam faktor pengaruh masyarakat
atau komunitas terhadap kesehatan anggota masyarakat yaitu tersedianya
fasilitas pelayanan kesehatan, faslitas pendidikan dan rekreasi, transportasi
dan fasilitas komunikasi, fasilitas sosial seperti polisi dan pemadam kebakaran
serta nilai dan keyakinan masyarakat.
Pelayanan kesehatan pada masyarakat
ini dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok – kelompok
masyarakat tertentu (balita dan lansia). Pelayanan perawatan tersebut diberikan
setelah melalui proses berikut ini :
1. Pertemuan
penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide yang
dikemukakan.
2. Pengumpulan
data pada masyarakat melalui survey atau sensus dengan menggunakan daftar
pertanyaan atau kuosioner
3. Analisis
data dan perumusan masalah
4. Pembahasan
hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat untuk kemudian
ditetapkan prioritas masalah beserta penyelesaiannya.
5. Perumusan
rencana tindakan penyelesaian masalah bersama dengan wakil masyarakat.
6. Pelaksanaan
tindakan pemecahan masalah. Pelaksanaan ini dilakukan bersama dengan masyarakat
melalui sumber daya ayang ada di masyarakat tersebut.
7. Evaluasi
8. Dilakukan
untuk menilai proses dan hasil program tindakan, dalam sebuah lokakarya.
9. Tindak
lanjut
Keperawatan
Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep keperawatan. Ada beberapa definisi keperawatan menurut tokoh – tokoh dibawah ini :
Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep keperawatan. Ada beberapa definisi keperawatan menurut tokoh – tokoh dibawah ini :
Florence Nightingale 1895
Keperawatan
adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk
beraktivitas.
Faye Abdellah (Twenty one nursing problems,1960)
Keperawatan
adalah bentuk pelayanan kepada individu dan keluarga, serta masyarakat dengan
ilmu dan seni yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dimilki
seorang perawat untuk membantu manusia baik dalam keadaan sehat atau sakit
sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Virginia Henderson (Fourteen Basic needs, 1960)
Fungsi
yang unik dari perawat adalah memabntu individu sehat ataupun sakit untuk menggunakan
kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehingga individu tersebut
mampu melaksanakan aktivitas sehari – harinya, sembuh dari penyakit atau
meninggal dengan tenang.
Dorothy E. Johnson (Behavioral System Theory, 1981)
Keperawatan
adalah seperangkat tindakan – tindakan yang memiliki kekuatan untuk melindungi
kesatuan atau integritas prilaku klien berada pada level yang optimal untuk
kesehatannya.
Imogene King (Goal Attainment Theory, 1971, 1981)
Keperawatan
adalah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari berbagai
kelompok umur dalam memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatannya
pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.
Madeleine Leininger (Transcultural Care Theory, 1984)
Mempelajari
seni humanistic dan ilmu yang berfokus pada manusia sebagai individu atau
kelompok, kepekaan terhadap kebiasaan, fungsi dan proses yang mengarah pada
pencegahan ataupun prilaku memelihara kesehatan atau penyembuhan dari penyakit.
Martha Roger (Unitary Human Beings, an energy field, 1970)
Keperawatan
adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan dan
rehabilitasi penderita sakit dan penyandang cacat.
Dorothea Orem (Self care theory, 1985)
Pelayanan
yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk
merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cedera dan penanggulangan
komplikasinya sehingga dapat meningkat derajat kesehatannya.
Callista Roy (Adaptation Theory, 1976, 1984)
Tujuan
keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi dalam menghadapi permasalahan
kesehatannya. Respon adaptif mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatannya.
Kesepakatan Nasional, 1983
Keperawatan
adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
daur kehidupan manusia.
Keperawatan
merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan
teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan
dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Kiat keperawatan (nursing arts)
lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat
tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat
itu adalah :
1. Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur –
unsur karatif yaitu : nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan
semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain,
mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman
ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam
pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan
memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi
kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang
terjadi.
2. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi
pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.
3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama
bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien.
4. Crying artinya perawat dapat menerima
respon emosional diri dan kliennya.
5. Touching artinya sentuhan yang bersifat
fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna
(Barbara, 1994)
6. Helping artinya perawat siap membantu
dengan asuhan keperawatannya
7. Believing
in others artinya perawat meyakini bahwa
orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat
kesehatannya.
8. Learning artinya perawat selalu belajar dan
mengembangkan diri dan keterampilannya.
9. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat
dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada
yang tidak berhak mengetahuinya.
10. Listening artinya mau mendengar keluhan
kliennya
11. Doing artinya melakukan pengkajian dan
intervensi keperawatan serta mendokumentasikannya
12. Feeling artinya perawat dapat menerima,
merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
13. Accepting artinya perawat harus dapat
menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain
Sebagai
suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan
mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai
fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan
kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat
tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan.
Keperawatan
juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan
praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan (Susan,
1994 : 80).
Konsep Sehat Sakit
Sehat menurut WHO (1947)
“Sehat
adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental dan sosial dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan”
Sehat menurut UU no 23/1992 tentang kesehatan
“Sehat
adalah keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.
Sakit menurut Zaidin Ali, 1998
“Sakit
adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis
(jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan
gangguan fungsi tubuh, produktifitas dan kemandirian individu baik secara
keseluruhan atau sebagian”.
Kesakitan adalah
perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya
untuk mencari bantuan. (Kozier, 2000)
Faktor
– faktor yang dapat meningkatkan angka kesakitan adalah :
1. Keturunan
misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap Diabetes Melitus, punya
resiko tinggi terkena diabetes pula.
2. Usia
3. Kelahiran
cacat atau kelainan kongenital resikonya meningkat pada wanita yang melahirkan
diatas 35 tahun.
4. Fisiologis
5. Kehamilan
meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas
meningkatkan resiko penyakit jantung.
6. Gaya hidup
7. Merokok
meningkatkan resiko kanker paru dsb.
8. Lingkungan
Status kesehatan seseorang terletak
antara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan
kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area),
tetapi apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada
dalam area sehat (wellness area). Pola rentang ini bersifat dinamis berubah
seiring waktu dan kondisi sosial.
Sesuai dengan rentang sehat – sakit
maka status kesehatan dapat dibagi dalam keadaan optimal sehat atau kurang
sehat, sakit ringan atau berat sampai meninggal dunia. Apabila individu berada
dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer (primary prevention)
yaitu perlindungan kesehatan (health protection) dan perlindungan khusus
(spesific protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila individu
berada dalam area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder dan tertier
yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, pencegahan perburukan
dan rehabilitasi.
Status
kesehatan seseorang dipengaruhi oleh :
1. Politik,
yang mencakup keamanan, penekanan, penindasan
2. Prilaku
manusia, mencakup kebutuhan, kebiasaan dan adat istiadat
3. Keturunan,
genetik, kecacatan, etnis, faktor risiko dan ras
4. Pelayanan
kesehatan, upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
5. Lingkungan,
tanah, udara, dan air
6. Sosial dan
ekonomi meliputi pendidikan dan pekerjaan
Persepsi
sakit atau “merasa sakit” dipengaruhi oleh persepsi seseorang tentang sakit itu
sendiri seperti seseorang merasa sakit (kesakitan) setelah diperiksa dan
dinyatakan menderita sakit, seseorang merasa sakit, tetapi setelah diperiksa
ternyata individu tersebut tidak menderita sakit atau mengalami suatu penyakit,
seseorang tidak merasa sakit akan tetapi sebenarnya individu tersebut mengidap
penyakit, seseorang tidak merasa sakit dalam tubuhnya.
Keperawatan
memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan dasar sehari – hari, adaptasi terhadap keadaan sehat atau sakit serta
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma
keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik,
psikologis, sosial, budaya dan spiritual.
Menurut Leavell (1965), ada tiga
faktor yang saling mempengaruhi kesehatan dalam lingkungan yaitu agen
(penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan.
Agen adalah suatu faktor yang
menyebabkan terjadinya penyakit, seperti faktor biologi, kimiawi, fisik,
mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri, jamur atau cacing., senyawa
kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk hidup yaitu manusia atau hewan yang
dapat terinfeksi oleh agen, sedangkan lingkungan adalah faktor eksternal yang
mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan yang kumuh, lingkungan kerja yang
tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang rendah, fasilitas pelayanan
kesehatan.
Kesimpulan
Manusia
sebagai paradigma keperawatan :
Memiliki karakteristik biokimiawi, fisiologis,
interpersonal, dan kebutuhan dasar hidup yang selalu berkembang.
Perkembangan tersebut terjadi melalui interaksi dengan orang
lain yang mampu memenuhi kebutuhan dirinya atau berbagi pengalamannya.
Memiliki kehidupan seimbang sebagai sarana pertahanan dan
pengekalan diri dan selalu berupaya untuk mengurangi kecemasan akibat kebutuhan
yang tidak terpenuhi.
Keperawatan
sebagai paradigma :
Keperawatan merupakan suatu instrumen pendidikan yang
memfasilitasi kedisiplinan.
Tujuan keperawatan adalah memfasilitasi kesehatan individu
berdasarkan prinsip – prinsip keilmuan.
Aktivitas keperawatan diarahkan untuk membantu klien
mencapai kompetensi intelektual dan interpersonal
Asuhan keperawatan untuk membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan dirinya dan memulihkan penyakitnya.
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang memiliki dimensi
pengetahuan dasar dan terapan
Fokus aktifitas keperawatan adalah masalah yang berhubungan
dengan respon manusia terhadap kesehatan aktual ataupun potensial, yang
mencerminkan ruang lingkup aktivitas keperawatan dan kemandirian dalam proses
diagnosis, tindakan, pendidikan dan riset.
Sehat
sebagai paradigma keperawatan :
Sehat adalah simbol perkembangan kepribadian dan proses
kehidupan manusia yang berlangsung secara terus menerus menuju kehidupan yang
kreatif dan konstruktif.
Prilaku sehat adalah prilaku yang memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan, kepuasan, kesadaran diri dan integrasi pengalaman yang berarti,
misalnya pengalaman sakit.
Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina dan
mempertahankan hubungan saling percaya guna memenuhi kebutuhan klien.
Lingkungan
sebagai paradigma keperawatan :
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi
dan kesehatan
Terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola
pertahanan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan pola interaksi yang sehat
dengan klien.
Rekomendasi
Seseorang yang sudah memiliki komitmen menekuni profesi keperawatan
seyogyanya memahami dengan benar paradigma keperawatan sebagai acuan dalam
bertindak , berfikir dan bersikap. Pemaparan paradigma keperawatan dalam
tulisan ini amatlah terbatas untuk itu dianjurkan bagi pembaca untuk mengkaji lebih
jauh mengenai paradigma keperawatan ini dari buku sumbernya
FALSAFAH dan PARADIGMA KEPERAWATAN dalam PRAKTIK KEPERAWATAN
A. PENDAHULUAN Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan. B. FALSAFAH KEPERAWATAN
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris. Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) : Roy memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity. falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu : 1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi 2. bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi 3. memiliki holism intrinsik 4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks 1. tujuan eksistensi manusia 2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia 3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum 4. nilai dan arti kehidupan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai pertner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan keperawatan. C. PARADIGMA KEPERAWATAN 1. Pengertian Paradigma Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970). Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43). Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional. Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni. Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu : 1. Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi, 2. Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24) penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53) KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN 1. Konsep manusia Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat meliputi: a.sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. b.sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif. c.sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda. 2. Konsep keperawatan Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar. 3. Konsep sehat sakit Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit. Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998) 1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan 2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat 3. Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus, kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, ”here and now.” 4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar. 5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan. 6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri. a. Rentang sehat Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien. Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain: 1.Perkembagan Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia. 2.Sosial dan Kultural Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. 3.Pengalama Masa Lalu Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya. 4.Harapan seseorang tentang dirinya Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal. 5.Keturunan Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik. 6.Lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik. 7.Pelayanan Pelayanandapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan b.Rentang sakit Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian. Tahapan proses sakit 1.Tahap gejala Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala. 2.Tahap asumsi terhadap sakit Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya. 3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan. 5.Tahap penyembuhan Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit. 4. Konsep lingkungan Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
Potter and Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC:Jakarta. http://www.inna-ppni.or.id/html http://www.nursepoint.blogspot.com http://www.perawattegal.wordpress.com http://www.ridwanaz.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar